BMKT Di Laut Selayar Masuk Titik Rawan Penjarahan

Media Selayar
Sabtu, 07 Januari 2017 | 11:02 WIB Last Updated 2022-04-30T02:17:20Z

MEDIA SELAYAR. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers refleksi 2016 dan outlook 2017 di kantornya, Jakarta, Jumat (6/1) menyatakan akan meningkatkan pengawasan di perairan Indonesia yang menyimpan harta karun atau Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Hal ini sebagai program pengawasan sumber daya kelautan di 2017.

Dari data yang ada, perairan laut Kabupaten Kepulauan Selayar termasuk di dalam 640 titik kapal tenggelam berada di perairan laut seluruh Indonesia. Lokasi dengan harta karun tersebut bukan hanya diketahui oleh pemerintah Indonesia, tapi juga negara lain. Dan kapal-kapal yang tenggelam itu berasal dinasti ming atau berasal dari negara lainnya misalnya Belanda dan Australia serta negara lainnya. Dan dipastikan bahwa negara-negara lain tersebut dipastikan memiliki data terkait kapal-kapal mereka yang tenggelam di perairan laut Indonesia.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal PSDKP, Sjarief Widjaja mengungkapkan bahwa pemerintah hingga saat ini masih memberlakukan aturan penghentian sementara (moratorium) izin pengangkatan BMKT oleh swasta termasuk asing. Kebijakan ini didasari upaya pengangkatan harta karun bawah laut oleh pemerintah, namun ternyata sulit dalam pengelolaannya.

Sejumlah titik-titik harta karun yang diberitakan kerap dijarah diantaranya Kepulauan Natuna, Pulau Anambas, Pantai Timur Sumatera, dan Pantai Utara Jawa banyak titik BMKT," kata Sjarief.

Termasuk diantaranya seringnya terjadi pencurian dan penajarahan harta karun bawah laut seperti yang terjadi di Pulau Natuna, Kepulauan Selayar, dan Belitung. Lokasi-lokasi inilah yang akan menjadi program pengawasan di 2017. (*) 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BMKT Di Laut Selayar Masuk Titik Rawan Penjarahan

Trending Now

Iklan