Walaupun belum dilakukan penerbangan pada malam hari, namun hal itu sangat mengganggu aktifitas kalau terjadi penerbangan mendadak dari Makassar ke Selayar.
Seperti yang dialami Kadis Perhub Kominfo, Ir H Arman bersama 18 penumpang lainnya, Jumat (10/6/2014) lalu. Pesawat perintis SMAC, milik PT Sabang Merauke Air Carter (SMAC), yang berangkat dari Makassar Pukul 17.30 WITA dengan durasi penerbangan 45 menit lebih, tidak dapat mendarat di Bandara Aroeppala karena kondisi landasan yang panjangnya mencapai 900 meter gelap gulita.
Dalam penerbangan Makassar-Selayar kata salah seorang penumpang yang ditemui, H Arman bahwa pilot sempat mengelilingi Bandara H Aroeppala hingga tiga kali, namun pusat landasan juga tidak nampak, sehingga pilot memutuskan untuk kembali ke Makassar demi keselamatan penerbangan. Dia meminta kepada penumpang untuk bersabar demi kondisi tidak ada penerangan dibandara.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Perwakilan Sulawesi PT SMAC Makassar, Jumadiono, kepada Upeks, Jumat (10/6). Menurut dia, penerangan di bandara sangat diperlukan untuk mencegah tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kadis Perhub dan Kominfo Kepulauan Selayar, Ir H Arman, memutuskan untuk mengupayakan, kalau bisa tahun anggaran 2010 hingga tahun anggaran 2011, penerangan dibandara sudah harus ada, minimal disisihkan dari pos anggaran lainnya untuk mengantisipasi hal-hal dadakan seperti terpaksanya pesawat mendarat pada malam hari.
"Kami akan segera membicarakannya dengan pihak Bandara H Aroeppala Padang," katanya.
Hal senada juga disayangkan oleh anggota KPUD Sulsel, St Nusra yang ikut dalam penerbangan malam tersebut. (repro upeks on line)
11 Siswa Selayar Tidak Ikut UN, 6 SMA Belum UNBK "