Dari Kiri,Ajiep Padindang, HM. Basli Ali dan H. Ince Langke |
Bupati Kepulauan Selayar Muh. Basli Ali dan mantan legislator DPRD Sulsel Ince Langke, turut mendampingi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, DR. Ajiep Padindang, SE.MM
Dalam kunjungannya ke Kampung tua Bitombang Ajiep Padindang memuji arsitektur kuno rumah-rumah penduduk dengan topografi alam yang berbukit menjadi pemukiman warga setempat.
Dengan menggunakan Tiang-tiang rumah yang menjulang tinggi sebagai penopang badan rumah dibagian belakangnya sekitar 10 – 15 meter. Sementara bagian depan rumah hanya ditopang kayu penyangga nyaris tak bertangga karena topografi alam yang berbukit.
Ajiep Padindang mengakui bahwa keunikan rumah-rumah di Kampung Tua Bitombang sangat layak untuk pertahankan keaslian dan ke asriannya sehingga bisa menjadi salah satu obyek wisata andalan di daerah ini.
Ajiep Padindang yang berlatarbelakang seniman, wartawan, politisi dan akademisi ini banyak bertanya kepada warga setempat yang menceritakan tentang tiang penyangga rumah disebut dengan nama Benteng sapo dari jenis kayu bitti’. Orang Selayar menyebutnya Holasa. Bangunannya memang seperti ini sejak zaman nenek moyang kami,” ujar seorang warga kepada Ajiep.
Hingga saat ini belum diketahui pasti tentang cerita keunikan rumah-rumah penduduk setempat. Mengingat belum ada literatur sejarah yang kuat dengan pembuktiannya tentang hal ini. Dan ini perlu digali dan dikaji secara mendalam. Ajiep menilai ada kemiripan dengan rumah-rumah bangsawan di Tionghoa. Kita tidak mau berasumsi yang berlebihan, tapi kita perlu penelusuran yang lebih dalam, “kata Ajiep.”
Selain ke perkampungan tua Bitombang, Ajiep juga kinjungi makam tua We Tenri Dio yang terletak di Dusun Dongang-Dongang Kelurahan Putabangun Kecamatan Bontoharu. Ajiep mengakui bahwa Selayar mempunyai banyak bukti-bukti sejarah yang perlu dilestarikan.
Ajiep Padindang mengakui bahwa keunikan rumah-rumah di Kampung Tua Bitombang sangat layak untuk pertahankan keaslian dan ke asriannya sehingga bisa menjadi salah satu obyek wisata andalan di daerah ini.
Ajiep Padindang yang berlatarbelakang seniman, wartawan, politisi dan akademisi ini banyak bertanya kepada warga setempat yang menceritakan tentang tiang penyangga rumah disebut dengan nama Benteng sapo dari jenis kayu bitti’. Orang Selayar menyebutnya Holasa. Bangunannya memang seperti ini sejak zaman nenek moyang kami,” ujar seorang warga kepada Ajiep.
Hingga saat ini belum diketahui pasti tentang cerita keunikan rumah-rumah penduduk setempat. Mengingat belum ada literatur sejarah yang kuat dengan pembuktiannya tentang hal ini. Dan ini perlu digali dan dikaji secara mendalam. Ajiep menilai ada kemiripan dengan rumah-rumah bangsawan di Tionghoa. Kita tidak mau berasumsi yang berlebihan, tapi kita perlu penelusuran yang lebih dalam, “kata Ajiep.”
Selain ke perkampungan tua Bitombang, Ajiep juga kinjungi makam tua We Tenri Dio yang terletak di Dusun Dongang-Dongang Kelurahan Putabangun Kecamatan Bontoharu. Ajiep mengakui bahwa Selayar mempunyai banyak bukti-bukti sejarah yang perlu dilestarikan.
“Saya termasuk orang beruntung karena telah melihat langsung bukti dan warisan sejarah yang ramai ditayangkan sejumlah media Di sini banyak peradaban yang perlu kita perkenalkan kepada dunia dan kita jadikan sebagai ikon pariwisata di Selayar,” tutup Ajiep. (kt2)
BERITA TERKAIT : Senator DPD RI Ajiep Padindang Kunjungi Kepulauan Selayar