MEDIA SELAYAR. KM. Fungka Permata III di beritakan telah tenggelam diperairan selatan Pulau Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi tenggara siang tadi, Senin 18 september 2017. Tepatnya, titik koordinat 05°41'31''S, 122°42'03"E.
Sementara itu sebanyak 27 orang diatas kapal naas tersebut, yakni 12 perempuan, tujuh laki-laki, satu anak-anak, dan tujuh ABK. Semuanya dinyatakan selamat dan telah dievakuasi ke Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, oleh Tim Polair. Demikian dikutip dari Sultra Kini.Com
Sementara itu, melalui Whatsup, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru menyampaikan informasi ditemukannya para penumpang Kapal KM. Fungka Permata III oleh kapal nelayan asal Kabupaten Bone. Selanjutnya para korban dievakuasi oleh Tim Polair ke salah satu pulau di Sultra.
" Ya saya terus melakukan komunikasi dengan teman, yang keluarganya diatas kapal. Dan saya juga yang menyampaikan kepada SAR serta berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah ini, mengingat arus laut mengarah ke barat dari lokasi kejadian jadi kita antisipasi sebelumnya, kalau-kalau hanyutnya sampai di perairan Selayar ini. Tapi nyatanya selamat semua, jelas Ir. Makkawaru.
" Terimakasih kepada kepala dinas perikanan dan kelautan kab Selayar dan jajarannya termasuk.lintas skpd dan organisasi lainnya (orari kab selayar, bagian intel kodim.Selayar, Dan SAR yg siaga atas dukungan penuh dalam pencaharian kapal dan awak serta penumpang Km Fungka Permata III yang tenggelam, yg kini abk dan penumpangnya semua selamat "
Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Murhum, Kota Baubau pada Sabtu, 16 September 2017 sekitar pukul 21.42 Wita. Dari jadwal, kapal akan bersandar di Pelabuhan Usuku, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi pada Minggu, 17 September 2017, pukul 10.00 Wita.
Salah seorang ABK KM Fungka Permata III, Madde Amin menjelaskan, dalam perjalanannya sekitar pukul 05.00 Wita bahwa tali vanbel pada mesin pompa air putus. Kemudian mereka berusaha mengganti tali vanbel yang baru. Namun sekitar pukul 05.45 Wita, mesin pompa kembali rusak,
Madde Amin kemudian mengoperasikan mesin pompa air pembantu, namun tetap tak berfungsi baik. Akibatnya, air laut masuk ke dalam kapal dan tenggelam di perairan Pulau Wanci, tepatnya di Karang Pintu masuk Pulau Tomia. (*)