Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Indonesia tidak dapat melakukan operasi militer untuk penyelamatan tiga orang warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.
"Enggak mungkin, negara lain di sana," kata dia di DPR RI, Senin, 29 Januari 2018.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa TNI sudah melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina soal penyanderaan WNI tersebut. "Sudah kami lakukan terus, termasuk Menhan (Menteri Pertahanan) juga selalu," tutur dia.
Hadi menegaskan selalu memantau perkembangan Abu Sayyaf. Dia mengatakan bekerja sama sengan otoritas di sana, guna menyelamatkan warga Indonesia yang ditawan di sana.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa TNI sudah melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina soal penyanderaan WNI tersebut. "Sudah kami lakukan terus, termasuk Menhan (Menteri Pertahanan) juga selalu," tutur dia.
Hadi menegaskan selalu memantau perkembangan Abu Sayyaf. Dia mengatakan bekerja sama sengan otoritas di sana, guna menyelamatkan warga Indonesia yang ditawan di sana.
BACA : Abu Sayyaf Kirim Video Kondisi Sandera 3 WNI Asal Selayar Dan Bulukumba
Dalam video amatir yang diunggah kelompok Abu Sayyaf yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, seorang nelayan meminta pertolongan.
"Kepada pemerintah kita di Indonesia, Presiden Joko Widodo untuk cepat membebaskan kami, sebab kami ada batas waktu untuk potong kepala, kami minta tolong kepada pemerintah, kami tidak mau mati di sini," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertahanan RI Ryamirzard Ryacudu mengatakan sudah berbicara dengan Presiden Filipina Rodrigo Duerte. Menurut dia, Duerter sudah membukakan pintu bagi Indonesia untuk menyelamatkan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. (***)
BACA JUGA : Abu Sayyaf Minta 10 M Untuk Tebus Sandera Asal Selayar Dan Bulukumba
BACA LAINNYA : Peringatan Dini Gelombang Tinggi Di Perairan Kep. Selayar