MEDIA SELAYAR. Tercatat sudah hampir sebulan, 48 Desa dan kelurahan di Kabupaten Wajo, terendam air banjir yang melanda daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Ke 48 desa dan kelurahan dimaksud berada di 7 wilayah kecamatan.
Daerah terendam banjirberada di Kecamatan Tempe, Kecamatan Tanasitolo, Kecamatan Belawa, Kecamatan Majauleng, Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, dan Kecamatan Bola. Namun, ketinggian air pun mulai surut.
"Beberapa hari ini cuaca cerah berawan sehingga juga beberapa desa dan kelurahan sudah mulai surut (banjir)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wajo, Alamsyah. Seperti dikutip dari Tribun Wajo.
Tercatat, ketinggian air di bendung gerak Sengkang berada di angka 7,2 meter. Padahal, beberapa hari lalu, ketinggian air sempat mencapai 7,5 meter. Sementara, di pumukiman masyarakat, ketinggian air masih ada yang sampai 2,5 meter.
Diketahui, masa tanggap darurat bencana di Kabupaten Wajo telah berakhir pada Jumat (21/6/2019) lalu. Kini, pemerintah Kabupaten Wajo memberlakukan status transisi pemulihan darurat, meski pemukiman warga masih terendam banjir. Masa transisi pemulihan darurat tersebut berlaku hingga 3 bulan ke depan.
Sekaligus memberikan himbauan kepada warga agar tetap berhati-hati dan waspada, terlebih pasca banjir.
"Walaupun air masih menggenangi pemukiman, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan mempersiapkan diri sendiri dan komunitas untuk selamat, dan kita tetap mendistribusikan bantuan bagi masyarakat belum tersentuh bantuan, terutama juga menghimbau jaga kesehatan," katanya.
Alamsyah memperkirakan, banjir tahunan kali ini bisa bertahan hingga 1 bulan.
Terpisah, warga Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, Syahrullah mengaku, banjir tahunan kali ini pun bisa bertahan hingga 3 bulan.
"Kalau tahun-tahun kemarin bisa sampai 3 bulan," katanya.
Ia meminta agar pemerintah Kabupaten Wajo memikirkan sebuah solusi konkrit terhadap bencana tahunan ini.
Sebab, ada banyak aktivitas masyarakat yang terganggu, mulai dari altivitas pertanian, perikanan, bahkan hal-hal mendasar pun, seperti kesulitan tempat buang air. (***)