Kunjungan ini merupakan satu hal yang kedepannya diharapkan bisa dimanfaatkan dalam membangun Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam kunjungan tersebut H. M Basli Ali didampingi oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Selayar Dr. Ir. H. Marjani Sultan, M. Si dan Rakhmat Zaenal budayawan Kepulauan Selayar.
Berikut wawancara ekslusive Media Selayar (S) dan Sekda Selayar, Dr. Ir. H. Marjani Sultan M. Si.
REPORTER (R) : Beberapa pihak sempat mempertanyakan kunjungan Pak Bupati dan Pak Sekda ke Belanda. Bisa ditanggapi Pak?
H.MARJANI SULTAN (MS) : Pada awalnya karena ada undangan dari Perpustakaan Universitas Leiden. Waktu itu visa Pak Bupati dan izin dari Mendagri sudah keluar.
Tapi kemudian tidak jadi berangkat karena ada urusan yang lebih mendesak dan lebih prioritas. Kini undangan itu datang lagi, dan untuk menghargai, kita penuhi undangan itu.
R : Kira-kira apa urgensinya Pak sehingga undangan itu harus dipenuhi ?.
MS : Ternyata tanpa kita sadari, Selayar ini sangat menarik di mata beberapa pihak. Tidak saja karena promosi potensi daerah yang mulai menarik banyak pihak termasuk di luar negeri, tapi juga kekayaan sejarah dan budaya kita yang sangat kaya dan beragam tapi sangat terasa bahwa kekayaan itu belum dimanfaatkan secara maksimal.
R : Bisa lebih diperjelas lagi Pak ?
MS : Salah satu daerah di Sulsel bahkan Indonesia yang memiliki jejak kolonial yang kental adalah Kepulauan Selayar, dan icon terbesarnya adalah rumah controleur yang kini berfungsi sebagai rujab Bupati.
Begitupun dengan berbagai catatan dan manuskrip yang tersebar di banyak museum Belanda. Itu sesuatu, walau menimbulkan tanda tanya kenapa orang Selayar tenang-tenang saja, apalagi kalau dibandingkan dengan daerah lain.
Tapi harus diakui juga, perpustakaan dan berbagai museum di Eropa ini berharap tetap menjadi tujuan kunjungan dan rujukan dalam berbagai aktifitas keilmuan.
R : Manfaat rilnya bagi daerah ?
MS : Pertama, kaitannya dengan pengurusan KEK. Sebagaimana masukan dari berbagai pihak, unsur sejarah dan budaya juga menjadi muatan bahkan penguat dalam pengembangan di sektor pariwisata.
Kedua, Rumah Jabatan adalah icon yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan kawasan Lapangan Pemuda hingga ke Hayyung bisa dijadikan kawasan bersejarah kalaupun tidak cukup kriteria sebagai Kota Tua.
Ketiga, penyiapan Rumah Kontroleur ini sebagai Museum Daerah, terutama tentang model dan konsep pengelolaannya, dst.
R : Dengar-dengar menghabiskan ratusan juta ?.
MS : Itu kalau kita selalu berprasangka buruk. Yang biasa menggunakan Traveloka akan tahu berapa harga tiket dan hotel.
Apalagi kalau memanfaatkan harga promo karena waktu kunjungan ke Belanda ini bukan waktu yang terbaik dimana banyak peminat, misalnya di bulan April saat musim tulip.
R : Jadi hasil kunjungan kali ini bagaimana Pak. ?
MS : Selain target kunjungan terpenuhi, antara lain disambut resmi di Perpustakaan Universitas Leiden, kami juga mengunjungi Museum Volkenkunde dan Tropen Museum yang banyak menyimpan catatan dan peninggalan tentang Selayar.
Kami juga memaksimalkan waktu yang ada untuk bertemu mahasiswa dan masyarakat Sulsel di Belanda. Di samping silaturrahim dan saling menyemangati, juga bagaimana bisa memotivasi adik-adik di daerah untuk menuntut ilmu sejauh-jauhnya.
Walau mungkin bukan hadits, tapi perintah agama sangat jelas;
"Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China'. Juga bagaimana bisa berbagi informasi ke daerah tentang berbagai program beasiswa.
Ternyata ada 3 orang Selayar yang sedang mengambil program Doktor di Belanda. Orang Selayar itu hebat secara alami dan akan menunjukkan kelasnya ketika ada ruang untuk itu.
Kami juga bertemu dengan Dubes RI di Den Haag yang sangat menginspirasi untuk kemajuan daerah kita.
Begitupun pertemuan kami dengan exportir Indonesia yang selain membuka wawasan juga membuka ruang untuk produk UMKM kita, termasuk membuat paket wisata ke Selayar.
R : Terima kasih Pak, penjelasan singkat Bapak. Semoga perjalanan ke Belanda bisa menjadi spirit baru kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar yang di nakodai Bupati H.M Basli Ali ke depannya.
EKSLUSIVE PRODUKSI : PENGARAH MEDIA SELAYAR
Editor : A. Lolo