MEDIA SELAYAR. Menyikapi dan menjawab beredarnya informasi liar tentang ibu SB yang dihindari oleh sejumlah warga sekitar tempat tinggalnya dengan alasan telah kontak dengan menantunya, AZA, salah seorang pasien terkonfirmasi positif COVID-19 Di Selayar, anak kandung AZA, Ichsan Abidin angkat bicara ke media.
Dengan nada rendah Ichsan Abidin menceritakan kalau beberapa postingan dimedia sosial facebook sepertinya liar dan tidak benar serta tidak dapat dipertanggungjawabkan. Khususnya postingan soal perjalanan Bapak saya dan seberapa jauh kontak dengan nenek saya saat perjalanan ke Selayar tempohari, kata Ichsan.
Ia mengatakan bahwa jika alasan warga yang menghindari neneknya, karena warga khawatir neneknya telah melakukan kontak dengan Bapaknya saat perjalanan ke Selayar, maka itu tidak benar, tampiknya.
“Jadi tidak ada riwayat kontak bapak dengan nenek saya di Paniroang. Hal ini perlu saya klarifikasi untuk meluruskan miss informasi di masyarakat khususnya masyarakat Tanete., pungkas Ichsan Abidin.
Sementara itu AZA pasien terkonfirmasi positif dari Selayar, saat ini sementara menjalani program isolasi terpusat di Makassar.
Kepada Pewarta, Ichsan Abidin anak kandung AZA menegaskan agar warga desa dimana Ibu SB tinggal, agar tidak usah takut dan khawatir kepada Ibu SB, karena Bapaknya,(AZA), tidak pernah kontak dengan Ibu SB mertuanya tersebut, selama perjalanan AZA dari Makassar hingga ke Selayar dan masuk ruang isolasi.
Ichsan menuturkan bahwa dirinya yang menjemput langsung Bapaknya, saat AZA ke Selayar, " Saya yang menjemput di feri pelabuhan Pamatata, selanjutnya saya ke Benteng. Dan dalam perjalanan dari pelabuhan menjemput Bapak, mau ke Benteng, saya sendiri yang bawa mobil, selanjutnya saya singgah di rumah nenek, menyimpan ikan masak yang sebelumnya saya bawa dari Benteng.
Saya singgah menyimpan ikan masak di rumah nenek, dan Bapak saya tidak turun dari mobil, hanya saya, itupun tidak cukup 5 menit, jadi tidak usah khawatir tentang itu, jelas Ichsan lagi.
“Terkait berita beredar tentang riwayat perjalanan ke Tanete, ada sedikit saya luruskan. Jadi jam 11.00 pagi saya ke pammatata tujuan menjemput bapak di Fery, jadi ada ikan masak saya bawa dari rumah di Benteng untuk nenek di Tanete, rencananya saya mau langsung ke Tanete dulu bawa itu ikan masak baru balik lagi ke Pammatata. Akan tetapi duluanki menelfon bapak, nabilang sandarmi kapal, jadi saya singgahmi dulu jemput Bapak di Fery”
“Setelah menjemput Bapak di Fery, sama ma ke Tanete itupun bapak di kursi belakang saya suruh duduk. Sampainya di tanete Bapak pun Tidak turun dari mobil, sayaji yang turun itupun kaca mobil tidak terbuka, saya masuk di rumah simpan itu ikan masak, disaksikan beberapa tetangga, setelah saya simpan itu ikan masak saya langsung pulangmi ke Benteng. Ndk cukupji 5 menit saya balikmi ke benteng lagi kanda”
“Setelah menjemput Bapak di Fery, sama ma ke Tanete itupun bapak di kursi belakang saya suruh duduk. Sampainya di tanete Bapak pun Tidak turun dari mobil, sayaji yang turun itupun kaca mobil tidak terbuka, saya masuk di rumah simpan itu ikan masak, disaksikan beberapa tetangga, setelah saya simpan itu ikan masak saya langsung pulangmi ke Benteng. Ndk cukupji 5 menit saya balikmi ke benteng lagi kanda”
“Jadi tidak ada riwayat kontak bapak dengan nenek saya di Paniroang. Hal ini perlu saya klarifikasi untuk meluruskan miss informasi di masyarakat khususnya masyarakat Tanete., pungkas Ichsan Abidin.
Sementara itu AZA pasien terkonfirmasi positif dari Selayar, saat ini sementara menjalani program isolasi terpusat di Makassar.
Dari hasil komunikasi Tim Media Selayar Pemantau Informasi COVID-19 dengan AZA melalui WA selama AZA di Makassar, kondisinya sangat sehat dan kerap berkelakar mau ngopi bareng dengan Tim Media Selayar yang menghubunginya. (Tim).