Foto : Dua Para Medis Selayar Sedang Pasang APK Saat Akan Melakukan Rapid Test Penumpang Wins Air Di Hotel rayhan, Jumat (1/5). (LO2) |
Virus corona telah menjangkit hingga ke pelosok nusantara, termasuk ke Kabupaten Kepulauan Selayar yang berada di ujung selatan jazirah Sulawesi. Yang bila dipikirkan, sebuah kesulitan bagi sang virus jika harus tiba menyeberang lautan ke daerah kepulauan ini.
Namun seiring pergerakan orang, terutama dari wilayah yang menjadi episentrum penyakit ini. Tanpa harus menyebut kota dan daerah asal, karena di Selayar pergerakan orang Selayar, yang kembali ke Selayar, jelang awal bulan puasa lalu, terpantau juga cukup ramai.
Baik itu yang lewat pesawat udara maupun lewat laut menggunakan kapal feri atau kapal laut pengangkut barang dan kapal ikan. Akhirnya daerah ini kemudian sudah bisa disebut daerah terjangkit Covid-19 yang sebelumnya memang sudah mendunia.
Baik itu yang lewat pesawat udara maupun lewat laut menggunakan kapal feri atau kapal laut pengangkut barang dan kapal ikan. Akhirnya daerah ini kemudian sudah bisa disebut daerah terjangkit Covid-19 yang sebelumnya memang sudah mendunia.
Sayangnya karena keberadaan virus corona yang menjangkiti warga Selayar tidak seiring dengan keberadaan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki daerah ini. Selain memakan waktu, penyediaannya juga harus sesuai peraturan pemerintah dan begitu terbatas.
Sebagai contoh, misalnya, bila ada pasien positif virus corona yang mengalami gejala berat, dan memerlukan perawatan intensif dengan peralatan memadai, maka tentu kita di Selayar ini, akan sangat terbatas, mengingat rumah sakit kita hanya sebagai rumah sakit penyangga dengan fasilitas yang tidak memungkinkan merawat kasus berat covid-19.
Sebagai contoh, misalnya, bila ada pasien positif virus corona yang mengalami gejala berat, dan memerlukan perawatan intensif dengan peralatan memadai, maka tentu kita di Selayar ini, akan sangat terbatas, mengingat rumah sakit kita hanya sebagai rumah sakit penyangga dengan fasilitas yang tidak memungkinkan merawat kasus berat covid-19.
Dari pantauan Pewarta sebelumnya, di rumah sakit Selayar, sangat jelas alat kesehatan yang dimiliki rumah sakit KH. Hayyung Selayar masih sangat terbatas dibanding dengan rumah sakit di Makassar atau di Bulukumba dan Bantaeng serta daerah lainnya.
Misalnya kamar isolasi dirumah sakit kita, kalau ada pasien positif yang bersamaan, maka dipastikan akan kesulitan karena ruang yang terbatas, kemudian tempat tidur yang ditujukan untuk merawat pasien kritis tidaklah banyak.
Jika kemudian kemungkinan terburuk terjadi didaerah yang jumlah penduduknya lebih dari 100ribu warga ini, maka sudah dipastikan sebagian besar penderita tidak akan terlayani sesuai standar pelayanan pasien covid-19.
Jika kemudian kemungkinan terburuk terjadi didaerah yang jumlah penduduknya lebih dari 100ribu warga ini, maka sudah dipastikan sebagian besar penderita tidak akan terlayani sesuai standar pelayanan pasien covid-19.
Tak hanya itu, tenaga kesehatan, dokter juga jumlahnya terbatas. Ketersediaan perawat dan bidan di Selayar, jika mau jujur maka tidak akan sebanding dengan jumlah warga yang akan dirawat jika kemungkinan terburuk kemudian terjadi dalam pandemi covid-19 yang melanda. .
Pandemi virus corona tidak hanya berdampak pada masyarakat umum, tetapi juga petugas medis yang berada di garda terdepan melawan virus mematikan ini.
Bayangkan saja, mereka harus mempertaruhkan nyawa menangani pasien virus corona dengan risiko penularan yang sangat besar. Mereka pun harus hidup terpisah dengan keluarga dan orang tersayang selama berminggu-minggu untuk menghindari penularan virus lebih luas.
Tak hanya itu, petugas medis juga harus menghadapi tekanan dan kekhawatiran karena keterbatasan perlindungan diri (APD), belum lagi soal stigma di masyarakat. Situasi yang berat ini berisiko mengancam kesehatan mental para petugas medis.
Oleh karenanya, penting bagi pemerintah untuk memberikan layanan dukungan kesehatan mental kepada petugas medis yang menangani kasus corona. Mereka juga perlu pemeriksaan tes virus corona.
Bayangkan saja, mereka harus mempertaruhkan nyawa menangani pasien virus corona dengan risiko penularan yang sangat besar. Mereka pun harus hidup terpisah dengan keluarga dan orang tersayang selama berminggu-minggu untuk menghindari penularan virus lebih luas.
Tak hanya itu, petugas medis juga harus menghadapi tekanan dan kekhawatiran karena keterbatasan perlindungan diri (APD), belum lagi soal stigma di masyarakat. Situasi yang berat ini berisiko mengancam kesehatan mental para petugas medis.
Oleh karenanya, penting bagi pemerintah untuk memberikan layanan dukungan kesehatan mental kepada petugas medis yang menangani kasus corona. Mereka juga perlu pemeriksaan tes virus corona.
Selain itu campur tangan pemerintah dalam membatasi pergerakan orang melalui imbauan social distancing dan membatasi pergerakan orang keluar masuk melalui jalur laut dan udara, kecuali kebutuhan logistik.
Dan dari pantauan Pewarta hal ini telah dilaksanakan kendati pada faktanya boleh disebut tidak maksimal. Mungkin karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh daerah ini.
Dan dari pantauan Pewarta hal ini telah dilaksanakan kendati pada faktanya boleh disebut tidak maksimal. Mungkin karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh daerah ini.
Berbincang dengan dr. Frengki Wijaya, tentang pandemi virus corona yang sudah menjangkiti warga Selayar, dr. Frengki Wijaya mengatakan bahwa sekian lama kita bertahan untuk tidak meloloskan virus ini ke Selayar, tapi akhirnya sepekan lalu, Selayar bobol juga, salah satu penyebabnya adalah bentuk kesadaran kita sendiri, dalam mentaati arahan positif dari Pemerintah serta sebagian dari kita juga belum menyadari betul tentang resiko pergerakan manusia yang rentan terpapar bila tidak jaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak rajin cuci tangan"
Dalam kondisi seperti sekarang ini, dimana sudah ada lebih dari satu orang positif covid-19 di Selayar dan secara umum di Sulawesi Selatan jumlahnya sudah mencapai angka 500an lebih, maka kita di Selayar ini, seharusnya perlu lebih berhati-hati, dengan arus orang masuk dari luar Selayar, dengan alasan apapun,
Bukan apanya, lanjut Frengki, karena kami sangat tidak berharap ada tambahan kasus positif covid-19. Kami tenaga medis sangat berharap agar semua masyarakat Selayar tidak terpapar korona, makanya kami setiap saat melakukan edukasi, baik itu langsung maupun melalui media sosial.
dr. Frengki menambahkan jika ada masyarakat merasa sudah pernah kontak erat dengan penderita Covid 19 positif, sebaiknya melapor untuk diperiksa, ini demi kebaikan kita bersama, ujarnya.
Mengenai alat pelindung diri (Apd) menurutnya cukup untuk di rumah sakit. Dan bila kemudian ada pasien yang dinilai kasusnya berat maka akan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan di Makassar.
Mengenai alat pelindung diri (Apd) menurutnya cukup untuk di rumah sakit. Dan bila kemudian ada pasien yang dinilai kasusnya berat maka akan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan di Makassar.
Ditanya mengenai beban psikologi tenaga medis dalam pandemi covid-19 ini, Ia menjawab "klo beban psikologi itu sudah pasti dirasakan baik dokter maupun perawat yang menangani covid positif, Sudah ada dokter dan paramedis rekan kami seprofesi di Indoensia ini, yang terpapar dan malah sudah ada yang menjadi korban meninggal dunia akibat terjangkit virus corona. Dan kalau ingat itu tentu akan merupakan beban terbesar, apalagi bila ada pasien yang tidak jujur, tentu akan menjadi malapetaka besar buat kami, jelas Frengki.
"Kami sangat beresiko, tapi kami siap melayani dan merawat, makanya kami kesal kalau ada warga yang tidak patuh pada anjuran pemerintah, padahal demi keselamatan jiwa mereka ji, karena bila mereka kena corona, maka kewajiban kami tenaga medis yang akan merawat, sementara kami juga harus bertaruh agar tidak terpapar saat merawat. Jadi tolong mari kita jaga kesehatan, ikuti anjuran pemerintah, karena hal itu akan menolong juga bagi kami agar tidak terpapar, karena yang butuh kami juga masih banyak", harap dr. Frengki.
Mengenai tenaga medis harus ikut diperiksa, dr. Frengki menjawab kalau tenaga medis di Selayar ini telah rutin diperiksa selama pandemi covid-19. Termasuk dirinya telah melalui pemeriksaan rapid test dan swab. Hasilnya negatif, pungkas dr. Frengki Wijaya, yang setiap saat hadir dalam kegiatan penanganan pasien ODP, PDP dan Positif Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sementara itu ada catatan tersendiri dari Pewarta,tentang sulitnya mendapatkan informasi cepat terkait perkembangan penanganan covid-19 didaerah ini, boleh disebut cukup terkendala bagi pengumpul informasi cepat, yang membutuhkan sumber resmi.
Kendati sebenarnya telah disiapkan media centre, penanganan secara resmi, namun dinilai belum seiring dengan kebutuhan para pencari informasi cepat,yang setiap saat melakukan updating informasi, untuk kebutuhan publik. Dan tentu akan bermanfaat bagi warga Selayar secara khusus, dalam ikut memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Kendati sebenarnya telah disiapkan media centre, penanganan secara resmi, namun dinilai belum seiring dengan kebutuhan para pencari informasi cepat,yang setiap saat melakukan updating informasi, untuk kebutuhan publik. Dan tentu akan bermanfaat bagi warga Selayar secara khusus, dalam ikut memutus mata rantai penyebaran virus corona.
" Bila informasi cepat berjalan maka pelayanan publik akan terdukung, walaupun bernilai kecil namun semua pihak wajib memberi nilai bagi mereka para pencari informasi ".
Data sementara penyebaran virus Korona dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pada Sabtu 2 Mei 2020, dirilis sebanyak 2 Positif Covid-19, 3 pasien PDP dan 73 ODP. Menyusul tambahan ada 2 orang warga Bontosikuyu yang juga di karantina, serta menunggu hasil swab dari 20 orang penumpang wings air yang sementara di karantina di 3 hotel di Benteng Selayar. (Tim).