Donal Trump Dan Pengikutnya Yang Berpaling

Media Selayar
Jumat, 08 Januari 2021 | 17:12 WIB Last Updated 2021-01-08T09:15:47Z


MEDIA SELAYAR. Donald Trump tinggal mempunyai waktu dua minggu lagi sebelum resmi lengser dari jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat.


Namun, berbagai gejolak mewarnai politik "Negeri Paman Sam" jelang kelengserannya, seperti menggugat hasil pilpres AS dan yang terbaru penyerbuan Gedung Capitol Hill.


Aksi Trump itu awalnya ditanggapi dengan tenang oleh para petinggi AS, tetapi kesabaran mereka belakangan ini tampaknya sudah habis.


Lindsey Graham, senator senior AS dari South Carolina, mengatakan "Cukup, sudah cukup", di Kongres pada Kamis (7/1) untuk menyelesaikan sertifikasi Joe Biden.


Di sekeliling mereka berserakan puing-puing bekas penyerbuan Capitol Hill, seperti pecahan kaca jendela dan peluru dari penembakan yang menewaskan seorang wanita.


Dukungan untuk Trump semakin menipis di Gedung Putih, bahkan Partai Republik berpaling darinya.


Sementara itu, Partai Demokrat lebih tegas. Mereka mendorong pejabat pemerintah mengaktifkan Amendemen ke-25 yang menyatakan presiden tak lagi mampu menjalankan tugasnya.


"Presiden seharusnya tidak menjabat lagi, satu hari pun," kata Senator Chuck Schumer kemarin, yang akan memimpin Senat ketika mayoritas baru dari Demokrat mulai menjabat.


Ia meminta Wakil Presiden Mike Pence mengaktifkan Amendemen ke-25 dan segera mendepak Trump. Schumer berkata, alternatif bagi Kongres adalah berkumpul lagi untuk memakzulkan presiden.


Deretan orang dalam presiden ke-45 AS itu juga mulai mundur satu per satu. Terbaru, Mick Muvalney, kepala staf Trump, keluar pindah sebagai utusan untuk Irlandia Utara, lapor televisi CNBC.


Menurut Muvalney, satu per satu kepergian orang dekat Trump bisa diikuti eksodus lainnya sebelum pelantikan Biden pada 20 Januari. (***)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Donal Trump Dan Pengikutnya Yang Berpaling

Trending Now

Iklan