3 Hari Mengungsi, Warga Korban Gempa di Pulau Kalaotoa Meninggal

Senin, 20 Desember 2021 | 19:25 WIB Last Updated 2021-12-20T11:25:40Z


MEDIA SELAYAR.
Daeng Manyallang (75), warga Desa Lembang Matene, Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar meninggal dunia pada Minggu (19/12) malam, setelah dirawat di lokasi pengungsian oleh tim medis Puskesmas Pasilambena selama tiga hari. 


Daeng Manyallang termasuk salah seorang warga pulau Kalaotoa, yang menjadi korban gempa 7,4 SR di Laut Flores, yang terjadi pada Selasa, 14 Desember 2021 lalu.


Saat gempa terjadi, Ia berusaha menyelamatkan diri, namun terjatuh dari serambi rumah, hingga terhempas ke tanah dan tertimpa tangga akibat guncangan gempa yang kuat. Rumahnya juga ikut rubuh di guncang gempa. 


Daeng Manyallang ikut mengungsi ke bukit Kalaotoa saat terjadi gempa berkekuatan 7,4 SR pada Selasa, lalu. Dalam kondisi kesakitan Daeng Manyallang terus berlari menuju ke lokasi yang tinggi untuk menyelamatkan diri. 


Berselang tiga hari di tempat pengungsian, penyakit asma yang dideritanya selama ini kembali kambuh hingga akhirnya meninggal dunia. 


Jenazahnya telah dimakamkan hari ini, Senin (20/12) di TPU Desa Lembang Matene, Kecamatan Pasilambena Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.


Tidak banyak warga yang ikut melayat dan ikut ke pemakaman karena sebagian besar warga desa masih berada dilokasi pengungsian. 


Dalam proses pemakaman hadir Pemerintah Kecamatan , TNI dan petugas Kepolisian yang bertugas di Kecamatan Pasilambena.


Kepada Pewarta, Camat Pasilambena Patta Bau, mengungkapkan bahwa Daeng Manyallang adalah warga Desa Lembang Matene yang meninggal karena penyakit asma. 


Ia juga membenarkan kalau Daeng Manyallang termasuk korban gempa yang ikut mengungsi. 


"Dari data yang ada, rumah Daeng Manyallang juga ikut rubuh diguncang gempa," ucap Patta Bau.


Sementara Dedi Iskandar, Kepala Desa Lembang Matene, menjelaskan bahwa Daeng Manyallang terjatuh dari serambi rumah dan tertimpa tangga akibat guncangan gempa yang kuat pada Selasa lalu.


"Di lokasi pengungsian kondisi Daeng Manyallang semakin memburuk. Mau dirujuk ke RSUD di pusat kabupaten namun kondisi tidak memungkinan akhirnya dievakuasi ke rumah saudaranya", jelas Dedi Iskandar.


Namun, nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu malam tadi, tambahnya. 


Selama di pengungsian, Daeng Manyallang dirawat oleh tim medis dari Puskesmas Pasilambena dilokasi pengungsian yang ada di bukit Kalao Toa.


Berdasarkan Info dari tenaga medis di Pasilambena yang diterima Pewarta, bekas jatuh terhempas menyebabkan ada memar pada rusuk sebelah kanan Daeng Manyallang. 


Sebelumnya, Daeng Manyallang adalah salah satu korban gempa yang direkomendasikan oleh dokter untuk dirujuk ke RSUD Selayar. Namun karena keluarganya masih trauma dan juga transportasi laut pada saat itu tidak ada sehingga korban tidak jadi dirujuk.


Diketahui, Pulau Kalaotoa yang berada di Kecamatan Pasilambena merupakan pulau terluar di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, yang menjadi wilayah paling parah terdampak gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Flores. 


Sementara, Badan Penaggulangan Bencana Daerah Selayar mencatat sebanyak 6.405 jiwa warga di Kecamatan Pasilambena mengungsi ke daerah ketinggian. Sebanyak 99 orang warga dirawat karena tertimpa material bangunan runtuh dan akibat terjatuh saat terjadi gempa. 


Data BPBD Selayar di Kecamatan Pasilambena juga mencatat, dampak gempa membuat 389 buah rumah warga dan fasilitas pemerintah rusak, serta jalan dan pelabuhan juga rusak diguncang gempa. (Tim). 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 3 Hari Mengungsi, Warga Korban Gempa di Pulau Kalaotoa Meninggal

Trending Now

Iklan