MEDIA SELAYAR. Pendistribusian bantuan logistik kepada warga korban gempa di Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, belum sepenuhnya sampai. Hal ini dikarenakan cuaca di perairan laut Kepulauan Selayar yang saat ini mulai berombak, sehingga mulai menyulitkan proses distribusi.
Demikian disampaikan Dansatgas Penanggulangan Darurat Dampak Bencana (PDDB) Kepulauan Selayar, Letkol Kav. Adi Priatna, kepada Pewarta, Selasa (21/12).
"Kapal yang mengangkut bantuan logistik tidak bisa merapat ke wilayah Pasilambena, yang merupakan daerah terparah terdampak bencana gempa magnitudo 7,4 Flores NTT, karena cuaca buruk, sehingga kapal berbalik dulu ke pelabuhan Pulau Bonerate," jelas Letkol Kav. Adi Priatna.
Adapun bantuan itu diantaranya 1000 paket sembako dari Presiden Jokowi dan bantuan korban gempa lainnya yang diangkut oleh kapal Angkatan Laut, pada Senin (20/12), ke wilayah kecamatan kepulauan Pasilambena yang masih tertunda.
Letkol Kav Adi Priatna menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi cuaca pihaknya menyiapkan satu buah helikopter yang disiagakan BNPB selama penanganan darurat.
"Proses penyaluran bantuan sampai saat ini masih terus dilakukan ke 2 wilayah terluar Kepulauan Selayar dengan menggunakan 4 buah kapal angkut, 1 dari bantuan TNI AL dan 1 buah helikopter", jelas Letkol Kav Adi Priatna.
Letkol. Adi menceritakan, saat kapal pengangkut bantuan sementara membongkar bantuan ke perahu kecil untuk didaratkan, tiba-tiba cuaca berubah dan kapal pengangkut bergerak ke pelabuhan terdekat dulu untuk cari aman dari cuaca buruk.
Total bantuan yang telah dikirim ke lokasi lokasi pengungsian di 2 kecamatan terdampak sebanyak 2.505 karung beras dan 1500 dos mie instan serta ribuan dos air mineral. Selain itu juga bantuan kebutuhan dasar warga dan anak di lokasi pengungsian.
"Perlu digaris bawahi, jarak waktu pelayaran untuk kapal distribusi bantuan ke Pasilambena dan Pasimarannu itu 18 jam pelayaran, ucap Latkol Kav. Adi Priatna.
Bantuan yang sampai disana, lanjut Letkol Kav Adi Priatna, belum langsung disalurkan tapi disalurkan melalui personil kita ke lokasi pengungsian yang ada tersebar di atas bukit, bukan hal mudah, tapi semua masih terkendali dan proses tetap lancar.
Pasca gempa magnitudo 7,4, kondisi belum banyak berubah. Aktivitas warga dan perekonomian masih lumpuh, karena sekitar 5 ribuan warga masih mengungsi dan masih bertahan di tenda tenda yang tersebar di 4 desa di pulau Kalaotoa, Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar. (Tim).