MEDIA SELAYAR - Krisis bahan bakar yang melanda Kabupaten Kepulauan Selayar terus menjadi bahan perbincangan publik. Baik dimedia maya maupun dimedia nyata.
Hingga hari Senin (24/1) pantauan disejumlah pangkalan penjualan resmi Pertamina, kendaraan warga masih mengular untuk mendapatkan bahan bakar. Kendati penjualan dibatasi dengan alasan semua warga harus dapat.
Seperti pembelian bahan bakar kebutuhan motor, dibatasi 30 ribu setiap pengendara motor, dan untuk mobil dibatasi 150 ribu saja. Ini untuk dua jenis bbm, yakni Pertamax dan Pertalite. Dengan harga Rp. 7.250 perliter untuk Pertalite dan Rp. 9000 perliter untuk Pertamax.
Ditengah-tengah ribuan warga melakukan antri bbm untuk kebutuhan kendaraan, terpantau juga ada aktivitas penyaluran drum-drum berisi bahan bakar. Yang menurut informasi diduga disalurkan ke tingkat pengecer. Penyalurannya menggunakan drum dan diangkut dengan pickup pada malam hari.
Seperti pantauan di Matalalang pada Minggu pukul 00.30 wita ke arah selatan Selayar, ada 3 drum diangkut pickup yang hingga saat ini belum ada kejelasan pemiliknya. Yang pasti drum berisi Pertalite.
Selain itu ada juga pengangkutan drum drum berisi bahan bakar dari arah utara Selayar yang diangkut menggunakan pickup pada Minggu (23/1) malam menuju ke pusat Kabupaten Kepulauan Selayar. Info yang didapatkan drum-drum ini dibawa ke tingkat pengecer.
Hasil pantauan mulai pukul 23.00 wita pada Minggu (23/1) aktivitas muat berlangsung. Pemuatan dari salah satu APMS di Kecamatan Bontomanai. Kendaraan tersebut mengangkut 8 drum yang diturunkan di Parak, Jl. Sukarno Hatta Benteng, jalan Ahmad Yani, dan jalan menuju rumah sakit.
Pantauan lainnya akibat krisis bbm yang melanda Selayar dalam sepekan ini, warga harus antri berjam jam untuk dapatkan bahan bakar dengan harga terjangkau. Karena untuk harga ditingkat pengecer harganya bervariasi dari 14 ribu hingga 20 ribu rupiah perbotol.
Selain itu sejumlah permasalahan warga terhadap bbm juga mulai terlihat. Seperti kerusakan kendaraan warga yang membeli bahan bakar tercampur bahan lain yang telah merusak kendaraan mereka.
Selain itu dalam dua hari ini kerap terjadi ketegangan dilokasi pengisian karena sebagian warga mengalami strees akibat terlalu lama antri.
Warga berharap agar hal ini menjadi perhatian pemerintah terkait. (Tim).