MEDIA SELAYAR. Keberadaan Balai Taman Nasional Taka Bonerate (TNTB) dipertanyakan keberadaannya di kawasan Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Sebab, Balai TN. Taka Bonerate dinilai belum faham betul soal wawasan perikanan kelautan yang berkelanjutan.
Demikian disampaikan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepulauan Selayar, Abdul Halim Rimamba, kepada mediaselayar.com pada Rabu (1/6).
Pria yang kerap disapa Mamba ini mengatakan keberadaan Balai TN. Taka Bonerate tidak banyak berpengaruh untuk kesejahteraan nelayan. Menurutnya, sebagian besar petugas tidak faham soal wawasan perikanan kelautan yang berkelanjutan.
Bahkan, kata Mamba, keberadaan Balai TN. Taka Bonerate justru semakin memperparah kehidupan nelayan di dalam kawasan Taka Bonerate. Terawatnya destruktif fishing didalam kawasan itu akibat pungli terselubung yang sampai saat ini diduga masih terus terjadi, jelasnya lagi.
Faktanya bahwa sejumlah kebijakan yang dibuat tanpa melibatkan nelayan, nelayan hanya dijadikan sebagai obyek dan komoditas.
"Kehidupan nelayan yang sulit, diperparah oleh oknum pungli yang merajalela di lingkup kehidupan nelayan. Soal aktivitas destruktif fishing yang diklaim Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate justru mereka yang lebih tahu dan itu tugas dan tanggungjawab mereka", kata Mamba.
Ditanya terkait program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Balai TN. Taka Bonerate, AH. Rimamba mengatakan masyarakat didalam kawasan itu tidak perlu pemberdayaan sebab nelayan itu masyarakat yang sangat survive dalam hidupnya, yang penting nelayan jangan di pungli, tegas Halim Rimamba
Soal kelestarian alam nelayan itu lebih faham, sebab mereka bergantung hidupnya dari laut, pungkas Ketua HNSI Kepulauan Selayar ini. (Tim).