MEDIA SELAYAR - Di tengah rumitnya persoalan ekonomi yang dirasakan masyarakat nelayan di wilayah Kepulauan Selayar, kini semakin diperparah dengan mahalnya harga bahan bakar minyak kebutuhan mereka melaut mencari nafkah.
Pantauan Pewarta Selayar di Kawasan Takabonerate Kepulauan Selayar dalam 3 hari terakhir khususnya di Pulau Tarupa dan Pulau Rajuni, harga bahan bakar solar tembus 12 hingga 13 ribu rupiah perliter. Sementara harga Petalite dan Pertamax tembus angka 18 belas ribu perliter.
Para nelayan diwilayah ini tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah, tidak ada pilihan lain, daripada tidak melaut maka resikony dapur keluarga terancam tidak berasap, jelas Dahir, seorang nelayan asal Pulau Tarupa.
Selain mahal Pak, keberadaan bahan bakar juga sangat sulit kami dapat. Kadang kita harus menunggu kedatangan perahu perahu pedagang yang datang baru bisa dapat, jelasnya.
Hal yang sama juga terjadi dipulau Rajuni, dimana harga Solar bervariasi antara 12 hingga 13 ribu perliter.
Langka dan mahalnya bahan bakar kebutuhan nelayan di wilayah Kepulauan Selayar semakin menambah beban nelayan. Ditambah lagi harga hasil tangkapan mereka sampai saat ini juga tidak naik naik.
Bantuan langsung tunai pemerintah diwilayah ini juga dinilai belum banyak membantu karena proses birokrasi yang tidak dipahami oleh sebagian mereka warga kepulauan. Misalnya persoalan identitas kependudukan dan pendataan yang umumnya belum termutakhirkan.
Kendati diketahui bahwa naiknya harga bahan bakar adalah kebijakan Pemerintah Pusat namun warga Kepulauan Selayar secara umum berharap agar kondisi ini juga dapat menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan di pusat Kabupaten Kepulauan Selayar. Sehingga harga bbm yang terjangkau tidak hanya menjadi mitos bagi nelayan di Kepulauan Selayar (Tim).
