MEDIA SELAYAR - Seperti diberitakan sebelumnya terkait sulitnya nelayan mendapatkan bahan bakar kebutuhan melaut di wilayah pulau-pulau kecil dalam kawasan Takabonerate Kepulauan Selayar, hingga saat ini Kamis (13/10/2022) masih terus terjadi.
Keberadaan solar bukan saja sulit didapat tapi sudah menghilang dari pasaran. Seperti yang terjadi di Pulau Rajuni, dilaporkan Pewarta sudah tidak ada lag pedagang yang menjual solar. Akibatnya ratusan perahu nelayan di pulau ini parkir dan nelayannya tidak lagi melaut karena ketidak adaan bahan bakar.
Hari ini biar kita mau beli mahal tidak ada solar, itu perahu kita parkir saja dipantai. Sementara menunggu info dari Benteng siapatau ada yang jual solar, jawab Saiful saat digubungi ke Pulau Rajuni, Kamis (13/10/2022).
Semakin susah karena tidak ada lagi kapal pembeli ikan dari Sinjai dan Bulukumba yang mau masuk bawa solar, mereka takut bermasalah dengan penegak hukum.
Bukan saja di Pulau Rajuni, di Pulau Jinato, nelayan sudah banyak yang tidak melaut karena kesilitan mendapatkan bahan bakar. Intinya sama dengan pulau lain. Kekhawatiran pengangkut membawa bahan bakar lebih untuk kebutuhan nelayan terlihat dari kurangnya bahan bakar yang nereka angkut. Tidak sama dengan selama ini, mereka para kapal pengangkut ikan dan sembako tidak ragu membawa solar lebih diatas kapal.
Untuk kebutuhan mesin listrik saja sudah mulai khawatir akan kehabisan jika pasokan solar dari kapal-kapal pengangkut ikan tidak membawa solar, jelas Ilham dari Pulau Jinato.
Solar sudah langka dan kalau ada harganya diatas 10ribu sampai 13 ribu perliter, ini karena tidak ada pasokan yang datang dibawa kapal-kapal pengangkut ikan dari Bulukumba.
nformasinya mereka juga dibatasi untuk pemakaian mesin saja jadi sudah tiidak ada lagi untuk kebutuhan pemakaian nelayan, jelasnya.
Berharap pasokan bahan bakar dari Benteng Selayar sudah hal yang tidak mungkin lagi, terangnya.
Sama dengan apa yang disampaikan Ilyas Situmorang, di Pulau Rajuni juga terjadi hal yang sama. Keberadaan bahan bakar nelayan juga mulai langka.
Berharap pasokan dari pusat kabupaten melalui jalur laut juga sesuatu yang susah karena kapal-kapal penumpang saja kesulitan mendapatkan bahan bakar.
Dari Pulau Tarupa juga mengeluhkan hal yang sama. Keberadaan bahan bakar solar untuk digunakan melaut juga mengalami kelangkaan.
Salah satu oenyebabnya adalah terbatasnya kapal-kapal pembeli ikan dari Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba serta Kabupaten Bantaeng membawa bahan bakar untuk kebutuhan nelayan ke pulau-pulau di Kawasan Takabonerate. Memang ada yang masih sempat membawa tapi jumlahnya terbatas.
Data yang diterima Pewarta jumlah nelayan yang terancam nganggur di 6 pulau dalam kawasan Takabonerate mencapai ribuan orang jumlahnya. Jika dihitung dari data jumlah perahu nelayan mulai ukuran kecil hingga perahu nelayan besar yang membutuhkan bahan bakar untuk melaut.
Nelayan berharap.agar kondisi yang mereka alami saat ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah dan Wakil Rakyat, minimal memikirkan untuk memberi solusi bagi kelangsungan pekerjaan mereka mencari nafkah untuk keluarga. (Tim).