MEDIA SELAYAR. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. Mustakim KR, M.M,Pd, akan memanggil guru ASN Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 39 Satap Kepulauan Selayar di Pulau Jinato. Hal ini dilakukan menyusul adanya keluhan orang tua siswa yang mengatakan proses belajar mengajar di sekolah tersebut tidak berjalan normal lantaran guru di sekolah tersebut kerap meninggalkan tugasnya.
"Insya Allah besok saya akan panggil kepala sekolahnya. Ini akan menjadi perhatian bagi kami atas hal ketidak normalan PBM, padahal ada beberapa orang Guru PNS di SMP Negeri 39 Satap Pulau Jinato," ungkap Drs, Mustakim KR, M.M,Pd, pada awak media, pada Kamis (17/11 2022) kemarin.
Drs. Mustakin pun mengatakan bahwa terkait dengan sanksi, Insya Allah akan kami berikan sanksi jika sudah di panggil dan masih diulangi lagi.
"Saya akan tahan gajinya dan kami akan limpahkan ke BKD dan Inspektorat untuk tindak lanjut," tegas Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Selayar.
Guru ASN SMP Negeri 39 Satap Pulau Jinato tersebut memiliki 8 orang guru PNS dan 1 Tata Usaha.
Diberitakan sebelumnya, sudah berminggu-minggu proses belajar mengajar di UPT Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 39 Satap Kepulauan Selayar di Pulau Jinato, Kecamatan Taka Bonerate, Kepulauan Selayar tidak dapat mengikuti proses belajar normal seperti di sekolah lainnya. Pasalnya selama berminggu minggu ini, sekolah di hanya diisi oleh tenaga sukarela dan honor sementara para guru negeri dan kepala sekolahnya tidak berada ditempat.
Dari 11 guru yang ada di sekolah ini terpantau hanya ada 4 guru yang berada di Pulau Jinato beraktivitas. Sementara ke 4 guru yang ada hanya guru honor dan sukarela. Demikian dijelaskan oleh salah seorang staf sekolah, Kamis (17/11/2022) di Pulau Jinato.
Salah seorang siswa sekolah SMP Negeri 39 Satap Pulau Jinato juga membenarkan bahwa mereka para siswa yang tidak ada guru mata pelajarannya hanya mengisi waktu sekolah dengan main dan ke kantin.
"Bu Kepala tidak ada jadi santai kita Pak," ujarnya kepada Pewarta di halaman barat SMP 39 itu.
Kondisi ini juga menjadi sorotan para orang tua siswa di pulau Jinato namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena bicara juga tidak ada gunanya dan tidak akan didengar, kita mau apa Pak, kita ini hanya masyarakat biasa dan tidak mungkin didengar
"Harapan kita tentunya adalah bagaimana anak-anak kami bisa menimba ilmu dengan normal seperti anak-anak didaerah lain tapi kalau begini gayanya sekolah seperti sekarang, apa yang bisa didapat," pungkasnya.
Pantauan awak media lain juga mencatat kalau tenaga pengajar yang bertugas di pulau-pulau kerap menghilang telah menjadi bahan gunjingan warga dan pemerhati wilayah kepulauan, mereka menyebut dengan istilah "Guru Pelni" artinya kalau kapal Pelni datang mereka datang dan kalau kapal Pelni pulang mereka para tenaga pendidik ini ikut menghilang. (***)