MEDIA SELAYAR. KLM. Irsal (24 GT) dengan empat orang ABK berserta nakhoda serta seorang penumpang yang berlayar dari Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu menuju Pulau Kalaotoa, Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar, dikabarkan mengalami mati mesin, pada Rabu (4/1) malam.
Informasi yang didapatkan bahwa KLM. Irsal berangkat dari Appatanah pada Rabu sekitar pukul 15.00 Wita, dengan memuat semen, sembako dan barang campuran.
Kapal tersebut dinakhodai oleh Adi, warga asal Pulau Kayuadi, Kecamatan Taka Bonerate. Sampai saat ini seluruh awak dan penumpang KLM. Irsal hilang kontak sehingga belum diketahui nasib dan keberadannya.
Dikonfirmasi, Murni salah seorang keluarga Nakhoda KLM. Irsal l, saat dikonfirmasi kepada Pewarta mengatakan kapal tersebut memuat sebanyak 4 awak dan 1 penumpang dan sempat memberikan informasi sekitar pukul 19.30 Wita saat masih berada di perjalanan.
"Kalau Nakhodanya bernama Adi, orang Kayuadi, tapi ABKnya saya tidak tau namanya Pak, karena mereka orang Kalaotoa. Satu penumpangnya bernama Jumli, tetanggaku kasian, Pak", kata Murni.
Rencananya, kata Murni, mereka memang akan singgah di Pulau Kayuadi, sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Kalaotoa, untuk membongkar muatan sembako dan barang campuran.
Mereka menginfokan juga kalau kapal mengalami mati mesin utama dan hanya menggunakan mesin bantu sehingga haluan kapal tidak bisa diarahkan menuju pulau Kayuadi.
"Kapal mengikuti arah arus saja, kata mereka, Pak. Mereka mengatakan, posisinya berada sekitar 4 mil ke arah Pulau Latondu. Sampai saat ini belum ada informasi, apakah mereka sudah sampai atau belum karena sampai sekarang HPnya sudah tidak ada yang aktif", ucap Murni lagi.
Terakhir, Murni berharap kapal yang dinakhodai oleh keluarganya bersama empat orang lainnya tersebut bisa selamat dan secepatnya bisa memeberikan kabar, agar keluarga di Pulau Kayuadi tidak khawatir lagi.
Sementara, informasi lain yang diperoleh Pewarta, bahwa awalnya KLM. Irsal berangkat dari Pelabuhan Pattumbukang pada Senin (2/1/2023) pagi.
Namun, karena tidak bisa tembus ke Pulau Kayuadi akibat cuaca ekstrem gelombang tinggi dan angin kencang, akhirnya mereka berlindung di Pantai Timur Desa Appatanah. (Tim).