MEDIA SELAYAR – Penampakan alat berat yang mengangkat material pasir di muara pantai Bua-Bua atau di muara sungai Bua-Bua menuai sorotan publik. Pasalnya selain dinilai dapat merusak lingkungan disekitar lokasi, pengangkatan pasir dari pantai tersebut juga mengancam kerusakan tanggul penahan ombak yang pondasinya sudah mulai kelihatan jika air laut surut akibat terkikis. Sangat rawan merobohkan jejeran tanggul jika gelombang menerjang.
Sejumlah truk-truk yang mengangkut material pasir adalah kendaraan berplat merah, hal ini juga menjadi sorotan publik, malah seorang warga yang mencoba mempertanyakan perihal tersebut mendapat jawaban dari pelaksana pengambilan pasir bahwa hal ini telah mendapat persetujuan orang atas dan Dinas PU didaerah ini.
“ Ia Pak sebenarnya saya sudah tanyakan ke sana dan dijawab kalau kegiatan mereka mengangkat pasir selama 3 hari ini dan sudah diketahui sama Pak Dandim dan Pak Dinas PU, jadi saya kemudian berhenti mi bicara. Kalau pengambilan pasirnya sudah 3 hari seperti itu diambil pasirnya pada musim barat, dan katanya untuk membuka muara yang katanya tersumbat, jelas Edy, warga Bua-Bua Benteng Utara, Kamis (23/2/2023).
Lanjut Edy menjelaskan bahwa kegiatan pengambilan pasir di pantai tersebut sering-sering dilakukan tapi kita takut melarang karena namanya juga kita masyarakat hanya bisa berkomentar saja, tutur Edi.
Jika pengambilan pasir pantai terus menerus dilakukan maka yakin saja lingkungan disana akan semaikn rusak dan tentu saja ini akan menjadi penyebab seringnya kita terkena banjir rob yang air lautnya masuk melalui muara dan naik di selokan-selokan pembuangan. Kalau alasan menutup muara, seharusnya pasirnya tidak usah diangkut pergi, di pinggirkan saja kan sudah cukup. Dan ini sudah 3 hari berturut turut, Edi berharap agar aktivitas tersebut dihentikan saja, pungkas Edy.
Kepala Dinas PU Kepulauan Selayar yang dikonfirmasi mengenai hal ini melalui telepon, hingga berita ini ditayangkan tidak memberi jawaban, teleponnya tidak menjawab. Sementara Dandim 1415, Letkol INF Nanang Agung Wibowo yang dikonfirmasi melalui grup media Kodim 1415, karena namanya disebut-sebut oleh pelaksana pengambilan pasir, kemudian menjawab melalui telepon bahwa Ia memang hanya 2 truk untuk kebutuhan timbunan dibelakang Kodim 1415, dan itu kemarin, bukan hari ini, jelasnya kepada Pewarta, Kamis (23/2/2023).
Pantauan Pewarta pada Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita di pantai Bua-Bua,tepat disebelah selatan jembatan Metro, sebuah alat berat dan sejumlah truk bolak balik mengangkut pasir hasil pengambilan dari pantai dan muara. Pantauan lainnya, terlihat muara sungai Bua-Bua berlubang lubang akibat pasirnya diambil dan dikeruk menggunakan alat berat. (Tim).