MEDIA SELAYAR. Festival Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar gagal lolos Kharisma Event Nasional (KEN) 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hal sama juga berlaku untuk Beautiful Malino Kabupaten Gowa. Dua event kepariwisataan di Sulawesi Selatan ini sama-sama gagal lolos KEN 2024 Kemenparekraf.
"Jadi 2 jatuh (tidak lolos), Beautiful Malino sama Festival Takabonerate," ucap Kepala Bidang Promosi Disbudpar Sulsel Andi Zulkarnaen, Rabu (31/1/2024), dikutip dari detik.com.
Zulkarnaen mengatakan ada 5 aspek yang dinilai oleh tim juri saat melakukan kurasi terhadap kegiatan yang diusulkan tiap pemerintah daerah. Kelima aspek itu masing-masing diberi bobot penilaian sebesar 20 persen.
"Karena ada beberapa aspek yang dinilai sama tim kurator sesuai dengan juknis KEN, yang dinilai itu 20 persen ide dan inovasinya. Ada bobot 20 persen untuk bidang pemasaran dan promosi. 20 persen manajemen kegiatan, 20 persen manajemen keuangan, dan 20 persen dampaknya," katanya.
Dia mengungkapkan Festival Takabonerate Selayar, juri menyoroti aksebilitas pengunjung pada event tersebut. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan sehingga event tersebut tidak masuk KEN 2024.
"Saya lihat itu dari sisi aksesibilitas. Karena itu sempat ditanyakan oleh juri," kata Zulkarnaen.
Selain itu anggaran pembukaan kegiatan yang terancantum dalam proposal terlalu besar. Namun dia tidak merinci berapa besaran anggaran yang dimaksud.
"Nah, sementara konsep pembukaan kita cukup menelan anggaran yang difokuskan ke tamu-tamu undangan VVIP. Jatuh juga poinnya ternyata kalau dari sisi pembukaan (seremoni) anggarannya besar, bisa mengurangi poin, bahwa dianggap event ini seremonial saja. Tidak ke item kegiatannya, pelibatan masyarakatnya, mengangkat kebudayaannya," sebutnya.
Sementara, kata Zul, event Beautiful Malino Gowa sempat disoroti oleh tim juri dari sisi ide dan manajemen kegiatannya saat dipresentasikan oleh pemda. Pasalnya, terdapat item kegiatan yang masuk dalam kategori sport modern pada event tersebut.
"Kemungkinan itu yang mengurangi bobotnya, karena ada cross country, itu tidak diatur dalam juknis. Itu tidak boleh ada Cross Country Run. Ini kan event sport, kemudian trail, adventure, dan wisata modern juga. Itu mengurangi poin," urai Zulkarnaen.
Zulkarnaen menyebut KEN justru lebih menekankan penilaian terhadap aspek ide kreativitas dan kesenian. Sedangkan sport tourism yang ada di Beautiful Malino tidak diatur di dalam petunjuk teknis (juknis) KEN 2024.
"Ternyata kemarin, KEN menekankan lebih banyak kepada ide kreativitas seni dan budaya. Jadi event sport tourism, di juknisnya jelas mengatakan seperti itu," paparnya.
Dia menambahkan konsep KEN pada dasarnya terus diperbaharui dan akhirnya menekankan nilai kebudayaan. Dengan begitu, akhirnya Beautiful Malino tidak lolos masuk ke dalam KEN 2024 meski telah lolos kurasi pada tahun 2023.
"Paling penting lagi, ternyata kriterianya tidak boleh ada event dalam event. Itu jadi penilaian juga dari tim juri," ucap Zulkarnaen.
Zul tak menampik KEN tahun 2024 menerapkan konsep yang lebih kuat pada aspek kebudayaan dan kreativitas. Sehingga banyak daerah ditantang untuk menyuguhkan tawaran terbaik untuk masuk ke dalam daftar KEN 2024.
"Sementara dari Kemenparekraf, cuma masuk sampai 110 event. Ini jadi tantangan tersendiri juga buat kita untuk lebih memperbaiki event ke depan. Supaya lebih mengedepankan bobot penilaian itu tadi," jelasnya.
Sebelumnya, Disbudpar Sulsel mengumumkan 4 event yang lolos KEN 2024 oleh Kemenparekraf. Keempat event Sulsel yang masuk KEN 2024 antara lain F8 Makassar, Toraja International Festival, Festival Pinisi Bulukumba, dan Festival Salo Karajae Parepare. Peluncuran agenda kepariwisataan bertajuk KEN 2024 berlangsung di Jakarta pada Sabtu, 27 Januari 2024. (Rls).