MEDIA SELAYAR. Pantai Pinang terletak di pesisir timur Pulau Selayar, di sejumlah lokasi di Pantai Pinang ini dikelola oleh sejumlah Warga Negara Asing (WNA) dengan beberapa fasilitas penginapan dan dive centre.
Keberadaan WNA sebagai pengelola obyek wisata di daerah kepulauan ini sudah ada sejak beberapa tahun lamanya. Dan aktivitas mereka dilakukan secara terbuka dan juga ada yang dilakukan tertutup dengan alasan privacy wisatawan yang datang.
Keberadaan dan aktivitas WNA sebagai pengelola terpantau juga membangun sejumlah fasilitas pendukung obyek wisata yang dikelola. Namun sejauh ini belum terkonfirmasi mengenai izin sebagaimana regulasi negara dalam pembangunannya.
Misalnya pembangunan villa dan dermaga serta aktivitas bawah laut yang menurut sebagian mereka adalah aktivitas menjaga lingkungan.
Dalih ini kemudian menimbulkan berbagai persepsi dan terdengar menjadi penyebab beberapa kejadian dilaut. Misalnya pengusiran nelayan dan perahu pelintas serta pelarangan warga beraktivitas diatasnya.
Tersebutlah kejadian seorang WNA asal Jerman yang juga mengelola salah satu obyek wisata kemudian menabraki perahu nelayan Appatanah yang sementara mencari ikan disekitar lokasi mereka.
Kemudian terjadi juga kejadian pelarangan memancing diareal tersebut serta kejadian nyaris bentrok dengan warga yang membawa perahunya memancing.
Kejadian-kejadian ini kemudian mengemuka di media sosial warga Selayar. Namun kemudian terkesan tidak mendapat tanggapan serius dari pihak yang berkompeten termasuk Pemerintah.
WNA yang berinvestasi di daerah ini bukan saja di Pantai Pinang, namun disejumlah lokasi juga terpantau ada aktivitas WNA yang terkesan tertutup. Diantaranya di Desa Bungaiya Kecamatan Bontomatene.
Aktivis Pemerhati Selayar kerap bertabrakan kepentingan dengan WNA yang ada beraktivitas didaerah Kepulauan ini. Namun semua kejadian yang melibatkan WNA terkesan didiamkan dengan alasan bisa-bisa menghambat minat investasi ke Selayar. (Tim).
