MEDIA SELAYAR. Penemuan mayat Alm. Kariman (48) yang terdampar di Pulau Jinato, Kecamatan Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (25/1/2025) lalu, cukup menyentak dan membuat terkejut banyak pihak serta menyisahkan luka mendalam bagi keluarga korban.
Pasalnya, Kariman yang dilaporkan hilang pada tanggal 18 Desember 2024 saat menyelam dan mencari kerang di perairan Sungai Burung, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, ditemukan terdampar di Pulau Jinato, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Adik kandung korban, Darsini yang berhasil dikonfirmasi langsung mediselayar.com mengaku jika penemuan mayat kakaknya tersebut cukup membuat keluarganya terkejut.
Bahkan, kata dia, salah seorang kakaknya yakni Sutrisno, yang saat itu bersama-sama dengan Alm. Kariman menyelam di perairan Sungai Burung, Kabupaten Tulang Bawang hingga saat ini belum mempercayai jika mayat yang ditemukan itu adalah adiknya.
"Kakak saya yang satunya, Sutrisno belum yakin, karena dia menganggap kenapa bisa adiknya yang hilang di perairan Lampung bisa sampai ke perairan laut Pulau Jinato, Selayar," ungkap Darsini, yang berada di Jakarta, kepada mediaselayar.com pada Jum'at (31/1/2025) lalu.
Tapi pada dasarnya, kata Darsini, rata-rata keluarga, tetangga, kerabat dekat sudah meyakini mayat yang ditemukan di Pulau Jinato itu kakak saya, Kariman. Teman-temannya yang lain yang bersama dengannya menyelam juga telah membenarkan jika itu mayat kakaknya.
Darsini pun mengungkapkan bahwa Kariman merupakan sosok pekerja keras dan tulang punggung keluarga. Kariman tinggal bertiga bersama dengan Ibu dan anak Darsini di Desa Parean Girang, Blok Gandok 2, RT 01, RW 06, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
"Kakak saya Kariman selama ini sosok tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai nelayan, penyelam kerang. Dia tinggal di kampung Desa Parean Girang bertiga bersama Ibu dan anak saya," ungkap Darsini.
Darsini menyebut jika kakaknya, Kariman bersama Sutrisno dengan rekan-rekannya merantau ke daerah Cilincing, Jakarta Utara. Sebagai nelayan, dia banyak melakukan aktifitas di Kampung Nelayan Cilincing untuk mencari nafkah.
Namun, mereka juga biasanya mencari kerang di perairan Sungai Burung, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.
Sebelumnya, kata Darsini, Kariman tinggal berlima bersama Ibu bernama Sarinah, anak Darsini Puput Mulyaeni, istrinya bernama Kasni dan seorang anak angkatnya. Namun, pada bulan Juni 2024 lalu, istri Kariman meninggal sehingga anak angkatnya tersebut diambil kembali oleh ibunya. Tinggallah mereka bertiga pasca istrinya meninggal, ucap Darsini.
Dengan ditemukannya mayat Kariman, Darsini menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada warga Pulau Jinato, Kabupaten Kepulauan Selayar yang telah dengan ikhlas mengurus dan menguburkan jenazah kakaknya tersebut.
Namun, terlepas dari itu Darsini menyampaikan satu pesan dan berharap kepada masyarakat Selayar, khususnya warga Pulau Jinato agar kiranya di makam kakaknya itu dibuatkan nisan bertuliskan nama Kariman.
"Saat ini kami belum mampu untuk datang langsung ke Pulau Jinato, karenanya saya berharap keikhlasan warga Pulau Jinato untuk membuatkan nisan di makam kakak saya. Itu satu permohonan dan permintaan saya, Pak. Semoga berkenan bisa dibantu," harap Darsini.
Mudah-mudahan kedepannya, kami dari pihak keluarga ada yang bisa berangkat ke Pulau Jinato, Kepulaun Selayar berzirah ke makam kakak saya, tutup Darsini. (Afd).